Senin, 09 April 2012

Pahala Bakti Pada Ibu …

Diposting oleh Rere-Chan di 08.40
            Lagi-lagi, saya menemukan suatu info yang menarik secara ga sengaja. Ketika lagi baca buku ‘Kumpulan Dongeng anak Muslim’, saya mendapatkan sebuah cerita yang sangat menarik perhatian saya.
            Ceritanya menyangkut tentang seorang anak yang sangat berbakti kepada Ibunya, dan akhirnya dia mendapatkan kenikmatan yang tak terhingga. To the point aja…
            ‘Suatu ketika, Nabi Sulaiman a.s, dengan ditemani oleh jin Ifrit berkelana antara langit dan bumi. Dalam pengembaraannya itu, Nabi Sulaiman sampai di atas sebuah samudera yang tenang (sebelumnya, samudera itu bergelombang sangat besar. Tapi, setelah Beliau memerintahkan angin agar tidak bertiup terlalu kencang, samudera itu menjadi tenang).
            Tiba-tiba, Nabi Sulaiman melihat sebuah cahaya yang berasal dari dasar samudera. Kemudian, diperintahkannya jin Ifrit untuk menyelam dan melihat benda yang bersinar itu.
            Ketika jin Ifrit menyelam ke dasar samudera, dilihatnya sebuah kubah yang terbuat dari permata putih tanpa lubang, dan ternyata sinar yang memancar sampai ke atas permukaan samudera itu datangnya dari kubah tsb. Kemudian, jin Ifrit mengangkat kubah itu dan membawanya ke atas, ditunjukkan kepada Nabi Sulaiman.
            Melihat kubah tanpa lubang yang terbuat dari permata itu, Nabi Sulaiman menjadi heran. “Kubah apa gerangan ini, dan kenapa berada di dalam dasar samudera??” gumamnya.
            Dengan memohon pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah itu. dan betapa terkejutnya ketika melihat ada seorang pemuda yang tinggal di dalamnya.
  “Siapakah engkau ini?? termasuk kelompok jin atau manusia dirimu??” tanya Nabi Sulaiman heran.
  “Aku adalah manusia…” jawab pemuda itu tenang.
  “Bagaimana kau bisa memperoleh kharomah seperti ini??” tanya Nabi Sulaiman lagi.
            Pemuda itu kemudian menceritakan riwayatnya bagaimana hingga dirinya memperoleh kharomah dari Allah dan bisa tinggal di dalam kubah dan berada di dasar samudera.
            Dulu ketika ibunya masih hidup, yang saat itu sudah tua renta, pemuda itulah yang memapah dan menggendongnya kemana pun pergi. Pemuda itu sangat berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendo’akan anaknya. Salah satu do’anya, ia mengharap anaknya selalu diberi rezeki dan perasaan puas diri. Dan semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tak ada di bumi dan tak ada di langit.
  “Setelah ibu wafat, aku menyusuri sepanjang pantai. Dan dalam perjalanan itu kulihat sebuah kubah yang terbuat dari permata. Ketika kudekati kubah itu, tiba-tiba terbuka pintunya sehingga aku dapat masuk ke dalamnya…” tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.
            Nabi Sulaiman yang dikenal dapat berjalan di antara langit dan bumi menjadi kagum terhadap pemuda itu.
  “Bagaimana kau bisa hidup di dalam kubah yang berada di dasar samudera??” tanya Nabi Sulaiman ingin tahu lebih lanjut.
  “Di saat berada di dalam kubah, aku sendiri tak tahu tengah berada dimana. Di langitkah, atau di bumi, tetapi Allah selalu memberi rezeki kepadaku”
  “Bagaimana Allah memberi makan dan minum kepadamu??”
  “Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon dan tanaman dalam kubah. Buahnya itulah yang kumakan. Bila aku merasa haus, maka keluar air yang sangat bersih. Warnanya lebih putih dari susu, dan rasanya lebih manis dari madu”
  “Lalu bagaimana kau mengetahui perbedaan antara siang dan malam??” Nabi SUlaiman terus bertanya, beliau semakin terheran-heran.
  “Bila telah terbit fajar, kubah itu menjadi putih. Dari situ aku mengetahui kalau saat itu adalah siang hari. Bila matahari terbenam, saat malam tiba. Kubah akan menjadi gelap”
            Mendengar kisah yang dituturkan pemuda itu, Nabi Sulaiman mengangguk-angguk. Sungguh besar kuasa Allah atas diri pemuda itu.
            Selesai menuturkan kisahnya pemuda itu kemudian berdo’a kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali dan pemuda tersebut tetap tinggal di dalamnya. Jin Ifrit kemudian mengembalikan kubah itu ke tempat asalnya, yaitu di dasar samudera.
            Sudah sepantasnya kita berperilaku baik dengan orang tua. Saya harap, cerita ini bisa menjadi panutan dan pelajaran bagi kita semua. Tapi, ingat! Berbuat baiklah kepada orang tua dengan ikhlas karena hal itu adalah kewajiban kita. Kalo membantu orang tua karena ingin mendapatkan imbalan sih itu luar binasa namanya. Ga boleh. Bisa-bisa, kehidupan kita kurang diberkahi oleh Allah swt dan ga pernah mengecap yang namanya ‘rezeki’ apalagi surga…

0 komentar on "Pahala Bakti Pada Ibu …"

Posting Komentar

Senin, 09 April 2012

Pahala Bakti Pada Ibu …

            Lagi-lagi, saya menemukan suatu info yang menarik secara ga sengaja. Ketika lagi baca buku ‘Kumpulan Dongeng anak Muslim’, saya mendapatkan sebuah cerita yang sangat menarik perhatian saya.

            Ceritanya menyangkut tentang seorang anak yang sangat berbakti kepada Ibunya, dan akhirnya dia mendapatkan kenikmatan yang tak terhingga. To the point aja…
            ‘Suatu ketika, Nabi Sulaiman a.s, dengan ditemani oleh jin Ifrit berkelana antara langit dan bumi. Dalam pengembaraannya itu, Nabi Sulaiman sampai di atas sebuah samudera yang tenang (sebelumnya, samudera itu bergelombang sangat besar. Tapi, setelah Beliau memerintahkan angin agar tidak bertiup terlalu kencang, samudera itu menjadi tenang).
            Tiba-tiba, Nabi Sulaiman melihat sebuah cahaya yang berasal dari dasar samudera. Kemudian, diperintahkannya jin Ifrit untuk menyelam dan melihat benda yang bersinar itu.
            Ketika jin Ifrit menyelam ke dasar samudera, dilihatnya sebuah kubah yang terbuat dari permata putih tanpa lubang, dan ternyata sinar yang memancar sampai ke atas permukaan samudera itu datangnya dari kubah tsb. Kemudian, jin Ifrit mengangkat kubah itu dan membawanya ke atas, ditunjukkan kepada Nabi Sulaiman.
            Melihat kubah tanpa lubang yang terbuat dari permata itu, Nabi Sulaiman menjadi heran. “Kubah apa gerangan ini, dan kenapa berada di dalam dasar samudera??” gumamnya.
            Dengan memohon pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah itu. dan betapa terkejutnya ketika melihat ada seorang pemuda yang tinggal di dalamnya.
  “Siapakah engkau ini?? termasuk kelompok jin atau manusia dirimu??” tanya Nabi Sulaiman heran.
  “Aku adalah manusia…” jawab pemuda itu tenang.
  “Bagaimana kau bisa memperoleh kharomah seperti ini??” tanya Nabi Sulaiman lagi.
            Pemuda itu kemudian menceritakan riwayatnya bagaimana hingga dirinya memperoleh kharomah dari Allah dan bisa tinggal di dalam kubah dan berada di dasar samudera.
            Dulu ketika ibunya masih hidup, yang saat itu sudah tua renta, pemuda itulah yang memapah dan menggendongnya kemana pun pergi. Pemuda itu sangat berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendo’akan anaknya. Salah satu do’anya, ia mengharap anaknya selalu diberi rezeki dan perasaan puas diri. Dan semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tak ada di bumi dan tak ada di langit.
  “Setelah ibu wafat, aku menyusuri sepanjang pantai. Dan dalam perjalanan itu kulihat sebuah kubah yang terbuat dari permata. Ketika kudekati kubah itu, tiba-tiba terbuka pintunya sehingga aku dapat masuk ke dalamnya…” tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.
            Nabi Sulaiman yang dikenal dapat berjalan di antara langit dan bumi menjadi kagum terhadap pemuda itu.
  “Bagaimana kau bisa hidup di dalam kubah yang berada di dasar samudera??” tanya Nabi Sulaiman ingin tahu lebih lanjut.
  “Di saat berada di dalam kubah, aku sendiri tak tahu tengah berada dimana. Di langitkah, atau di bumi, tetapi Allah selalu memberi rezeki kepadaku”
  “Bagaimana Allah memberi makan dan minum kepadamu??”
  “Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon dan tanaman dalam kubah. Buahnya itulah yang kumakan. Bila aku merasa haus, maka keluar air yang sangat bersih. Warnanya lebih putih dari susu, dan rasanya lebih manis dari madu”
  “Lalu bagaimana kau mengetahui perbedaan antara siang dan malam??” Nabi SUlaiman terus bertanya, beliau semakin terheran-heran.
  “Bila telah terbit fajar, kubah itu menjadi putih. Dari situ aku mengetahui kalau saat itu adalah siang hari. Bila matahari terbenam, saat malam tiba. Kubah akan menjadi gelap”
            Mendengar kisah yang dituturkan pemuda itu, Nabi Sulaiman mengangguk-angguk. Sungguh besar kuasa Allah atas diri pemuda itu.
            Selesai menuturkan kisahnya pemuda itu kemudian berdo’a kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali dan pemuda tersebut tetap tinggal di dalamnya. Jin Ifrit kemudian mengembalikan kubah itu ke tempat asalnya, yaitu di dasar samudera.
            Sudah sepantasnya kita berperilaku baik dengan orang tua. Saya harap, cerita ini bisa menjadi panutan dan pelajaran bagi kita semua. Tapi, ingat! Berbuat baiklah kepada orang tua dengan ikhlas karena hal itu adalah kewajiban kita. Kalo membantu orang tua karena ingin mendapatkan imbalan sih itu luar binasa namanya. Ga boleh. Bisa-bisa, kehidupan kita kurang diberkahi oleh Allah swt dan ga pernah mengecap yang namanya ‘rezeki’ apalagi surga…

0 komentar:

Posting Komentar

 

Dominiq Rere Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez