Ceritanya
menyangkut tentang seorang anak yang sangat berbakti kepada Ibunya, dan
akhirnya dia mendapatkan kenikmatan yang tak terhingga. To the point aja…
‘Suatu
ketika, Nabi
Sulaiman a.s, dengan ditemani oleh
jin Ifrit berkelana antara langit dan bumi. Dalam
pengembaraannya itu, Nabi
Sulaiman sampai di atas sebuah
samudera yang tenang (sebelumnya, samudera itu bergelombang sangat besar. Tapi,
setelah Beliau memerintahkan angin agar tidak bertiup terlalu kencang, samudera
itu menjadi tenang).
Tiba-tiba, Nabi Sulaiman
melihat sebuah cahaya yang berasal dari dasar samudera. Kemudian,
diperintahkannya jin Ifrit untuk menyelam dan
melihat benda yang bersinar itu.
Ketika jin
Ifrit menyelam ke dasar samudera, dilihatnya sebuah kubah yang terbuat dari
permata putih tanpa lubang, dan ternyata sinar yang memancar sampai ke atas
permukaan samudera itu datangnya dari kubah tsb. Kemudian, jin
Ifrit mengangkat kubah itu dan membawanya ke atas, ditunjukkan kepada Nabi Sulaiman.
Melihat
kubah tanpa lubang yang terbuat dari permata itu, Nabi Sulaiman
menjadi heran. “Kubah apa gerangan ini, dan kenapa berada di dalam dasar
samudera??” gumamnya.
Dengan
memohon pertolongan Allah, Nabi
Sulaiman membuka tutup kubah itu.
dan betapa terkejutnya ketika melihat ada seorang pemuda yang tinggal di
dalamnya.
“Siapakah engkau
ini?? termasuk kelompok jin atau manusia dirimu??” tanya Nabi
Sulaiman heran.
“Aku adalah
manusia…” jawab pemuda itu tenang.
“Bagaimana kau bisa
memperoleh kharomah seperti ini??” tanya
Nabi Sulaiman lagi.
Pemuda itu
kemudian menceritakan riwayatnya bagaimana hingga dirinya memperoleh kharomah
dari Allah dan bisa tinggal di dalam kubah dan berada di dasar samudera.
Dulu ketika
ibunya masih hidup, yang saat itu sudah tua renta, pemuda itulah yang memapah
dan menggendongnya kemana pun pergi. Pemuda itu sangat berbakti kepada orang
tuanya, dan ibunya selalu mendo’akan anaknya. Salah satu do’anya, ia mengharap
anaknya selalu diberi rezeki dan perasaan puas diri. Dan
semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tak ada di bumi dan tak ada di
langit.
“Setelah ibu wafat,
aku menyusuri sepanjang pantai. Dan
dalam perjalanan itu kulihat sebuah kubah yang terbuat dari permata. Ketika
kudekati kubah itu, tiba-tiba terbuka pintunya sehingga aku dapat masuk ke
dalamnya…” tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman
yang dikenal dapat berjalan di antara langit dan bumi menjadi kagum terhadap
pemuda itu.
“Bagaimana kau bisa
hidup di dalam kubah yang berada di dasar samudera??” tanya
Nabi Sulaiman ingin tahu lebih lanjut.
“Di saat berada di dalam kubah, aku sendiri tak tahu
tengah berada dimana. Di langitkah,
atau di bumi, tetapi Allah selalu memberi rezeki kepadaku”
“Bagaimana Allah
memberi makan dan minum kepadamu??”
“Jika aku merasa
lapar, Allah menciptakan pohon dan tanaman dalam kubah. Buahnya itulah yang
kumakan. Bila aku merasa haus, maka keluar air yang sangat bersih. Warnanya
lebih putih dari susu, dan rasanya lebih manis dari
madu”
“Lalu bagaimana kau
mengetahui perbedaan antara siang dan malam??” Nabi SUlaiman
terus bertanya, beliau semakin terheran-heran.
“Bila telah terbit
fajar, kubah itu menjadi putih. Dari situ aku mengetahui kalau saat itu adalah
siang hari. Bila matahari terbenam, saat malam tiba. Kubah akan menjadi gelap”
Mendengar
kisah yang dituturkan pemuda itu, Nabi Sulaiman
mengangguk-angguk. Sungguh besar kuasa Allah atas diri pemuda itu.
Selesai
menuturkan kisahnya pemuda itu kemudian berdo’a kepada Allah, maka pintu kubah
itu tertutup kembali dan pemuda tersebut tetap tinggal di dalamnya. Jin Ifrit
kemudian mengembalikan kubah itu ke tempat asalnya, yaitu di dasar samudera.
Sudah sepantasnya
kita berperilaku baik dengan orang tua. Saya harap, cerita ini bisa menjadi
panutan dan pelajaran bagi kita semua. Tapi, ingat! Berbuat baiklah kepada
orang tua dengan ikhlas karena hal itu adalah kewajiban kita. Kalo membantu
orang tua karena ingin mendapatkan imbalan sih itu luar binasa namanya. Ga
boleh. Bisa-bisa, kehidupan kita kurang diberkahi oleh Allah swt dan ga pernah
mengecap yang namanya ‘rezeki’ apalagi surga…
0 komentar on "Pahala Bakti Pada Ibu …"
Posting Komentar